Derajat Ionisasi
Persiapkan
juga peralatannya yaitu bola lampu kecil, kabel, batangan logam besi atau
tembaga, selanjutnya dirangkai seperti Gambar 8.2
Gambar 8.2.
Rangkaian peralatan untuk uji sifat daya hantar listrik larutan
Jika kita
lakukan pengamatan, dan hasil pengamatan disederhanakan seperti Table 8.1 di bawah
ini :
Tabel 8.1.
Pengamatan daya hantar listrik pada larutan
Dari hasil
pengamatan percobaan dapat disimpulkan bahwa larutan dapat dibagi menjadi dua
bagian. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik adalah larutan
elektrolit. Sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
adalah larutan non-elektrolit, dan kita simpulkan pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2.
Contoh larutan yang bersifat elektrolit dan non-elektrolit
Percobaan
berikutnya dapat kita lakukan terhadap beberapa larutan elektrolit misalnya,
larutan natrium klorida (NaCl), tembaga (II) sulfat (CuSO4), asam nitrat
(HNO3), asam cuka (CH3COOH), asam oksalat (C2H2O4) dan asam sitrat (C6H8O7).
Dengan cara
yang sama dengan percobaan diatas, hasil pengamatan disederhanakan dalam Tabel
8.3 dibawah ini.
Tabel 8.3.
Pengamatan daya hantar terhadap beberapa larutan elektrolit
Hasil ini
mengindikasikan bahwa terdapat dua larutan elektrolit yaitu larutan elektrolit
kuat dan lemah yang ditunjukkan dengan nyala lampu, Lihat Tabel 8.4.
Kuat lemahnya
larutan elektrolit sangat ditentukan oleh partikel-partikel bermuatan di dalam
larutan elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi, dimana zat
terlarutnya terurai menjadi ion positif dan negatif, dengan adanya muatan
listrik inilah yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar listriknya.
Proses
ionisasi memegan peranan untuk menunjukkan kemapuan daya hantarnya, semakin
banyak zat yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya. Demikian pula
sebaliknya semakin sulit terionisasi semakin lemah daya hantar listriknya.
Kekuatan
ionisasi suatu larutan diukur dengan derajat ionisasi dan dapat disederhanakan
dalam persamaan dibawah ini:
Untuk
larutan elektrolit besarnya harga 0 < ɲ ч 1, untuk larutan non-elektrolit
maka nilai ɲ = 0.
Dengan
ukuran derajat ionisasi untuk larutan elektrolit memiliki jarak yang cukup
besar, sehingga diperlukan pembatasan larutan elektrolit dan dibuat istilah
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Untuk elektrolit kuat
harga ɲ = 1, sedangkan elektrolit lemah harga derajat ionisasinya, 0 < ɲ
< 1. Untuk mempermudah kekuatan elektrolit skala derajat ionisasi pada
Gambar 8.3.
Gambar 8.3.
Skala derajat ionisasi untuk larutan elektrolit
Derajat Kekuatan Asam Basa
Derajat Kekuatan Asam Basa –
Sebelumnya anda telah mempelajari tentang sifat asam basa menurut Arrhenius, yang menjadi pertanyaan sekarang
adalah apa kategori suatau larutan disebut asam kuat atau basa kuat atau asam
lemah dan basa lemah? Bagaimanakah cara menghitung derajat keasaman (pH)
suatu larutan? Bagaimana cara menghitung konsentrasi larutan asam atau
larutan basa? Dan bagaimana Hubungan Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi.
Untuk menjawab semua pertanyaan diatas simaklah artikel mengenai Derajat
Kekuatasan Asam Basa ini!
|
Derajat Kekuatan Asam
Basa. Anda mengetahui bahwa larutan dapat digolongkan sebagai
larutan asam, larutan basa, dan larutan netral. Derajat kekuatan asam atau basa
dari suatu larutan dapat dihitung dari nilai pH atau pOH. Di
Kelas X, Anda telah mengetahui bahwa larutan ada yang bersifat elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan nonelektrolit. Demikian juga zat-zat yang bersifat asam
atau basa memiliki derajat kekuatan asam basa yang berbeda. Suatu larutan
digolongkan asam kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat (larutan
elektrolit kuat) dan nilai pH rendah (konsentrasi molar ion H+ tinggi).
Sebaliknya, jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar 3–6),
larutan tersebut tergolong asam lemah. Demikian juga larutan basa dapat
digolongkan sebagai basa kuat jika memiliki daya hantar listrik kuat dan pH
sangat tinggi. Jika daya hantar listrik lemah dan nilai pH sedang (sekitar
8–11), larutan tersebut tergolong sebagai basa lemah. Mengapa larutan asam atau
basa memiliki kekuatan berbeda untuk konsentrasi molar yang sama? Semua ini
dapat dijelaskan berdasarkan pada konsentrasi molar asam atau basa yang dapat
terionisasi di dalam pelarut air. Banyaknya zat yang terionisasi di dalam
larutan disebut derajat ionisasi (α).
Nilai α dapat ditentukan dari persamaan berikut.
Derajat ionisasi
menyatakan kekuatan relatif asam atau basa dalam satuan persen. Jika nilai α ≈
100%, digolongkan asam atau basa kuat, sedangkan jika nilai α < 20%,
digolongkan asam atau basa lemah.
1. Pengertian
Asam Kuat dan Basa Kuat
Asam kuat adalah zat yang di dalam pelarut air mengalami ionisasi sempurna (α ≈ 100%). Di dalam larutan, molekul asam kuat hampir
semuanya terurai membentuk ion H+ dan ion negatif sisa asam. Contoh asam kuat
adalah HCl, HNO3, dan H2SO4.
Contoh Menentukan
Konsentrasi Ion dalam Larutan Asam Kuat
Berapakah konsentrasi H+,
Cl–, dan HCl dalam larutan HCl 0,1 M?
Jawab:
HCl tergolong asam kuat.
Dalam air dianggap terionisasi sempurna (100%). Reaksi ionnya:
HCl(aq)⎯⎯→H+(aq) + Cl–(aq)
Perhatikan konsentrasi
molar masing-masing spesi dalam larutan HCl 0,1 M berikut.
Spesi
|
[HCl](M)
|
[H+](M)
|
[Cl–](M)
|
Konsentrasi awal
|
0,1
|
0
|
0
|
Teroinisasi
|
≈100%
|
–
|
–
|
Konsentrasi akhir
|
≈0
|
≈ 0,1 M
|
≈ 0,1 M
|
Jadi, setelah
terionisasi, dalam larutan HCl 0,1 M terdapat [H+] = 0,1 M; [Cl–] =
0,1 M; dan [HCl] dianggap tidak ada. Sama halnya dengan asam, zat yang di dalam
larutan bersifat basa dapat digolongkan sebagai basa kuat dan basa lemah
berdasarkan kesempurnaan ionisasinya. Basa kuat adalah zat yang di dalam air terionisasi sempurna (α ≈ 100%), sedangkan basa lemah terionisasi sebagian.
Perhatikan Contoh berikut.
Contoh Menentukan
Konsentrasi Ion dalam Larutan Basa Kuat
Hitunglah konsentrasi
ion-ion dalam larutan Mg(OH)2 0,1 M?
Jawab:
Mg(OH)2 adalah
basa kuat divalen, persamaan ionisasinya adalah
Mg(OH)2(aq)⎯⎯→Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
Karena Mg(OH)2
basa kuat, seluruh Mg(OH)2 akan terurai sempurna menjadi ionionnya.
Berdasarkan koefisien reaksi, konsentrasi masing-masing spesi di dalam larutan
dapat dihitung sebagai berikut.
[Mg2+] = 0,1
M; [OH–] = 0,2 M; [Mg(OH)2] = 0
2. Pengertian
Asam dan Basa Lemah
Asam lemah adalah senyawa yang kelarutannya di dalam air terionisasi sebagian, sesuai derajat ionisasinya. Mengapa asam lemah terionisasi sebagian? Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa zat-zat yang bersifat asam lemah, di dalam larutan membentuk kesetimbangan antara molekul-molekul asam lemah dengan ion-ionnya. Contohnya, jika asam lemah HA dilarutkan dalam air, larutan tersebutakan terionisasi membentuk ion-ion H+ dan A–. Akan tetapi pada waktu bersamaan ion-ion tersebut bereaksi kembali membentuk molekul HA sehingga tercapai keadaan kesetimbangan. Persamaan reaksinya:
Asam lemah adalah senyawa yang kelarutannya di dalam air terionisasi sebagian, sesuai derajat ionisasinya. Mengapa asam lemah terionisasi sebagian? Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa zat-zat yang bersifat asam lemah, di dalam larutan membentuk kesetimbangan antara molekul-molekul asam lemah dengan ion-ionnya. Contohnya, jika asam lemah HA dilarutkan dalam air, larutan tersebutakan terionisasi membentuk ion-ion H+ dan A–. Akan tetapi pada waktu bersamaan ion-ion tersebut bereaksi kembali membentuk molekul HA sehingga tercapai keadaan kesetimbangan. Persamaan reaksinya:
HA(aq)⇄ H+(aq) + A–(aq)
Karena HA membentuk
keadaan kesetimbangan, pelarutan asam lemah dalam air memiliki nilai tetapan
kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah dinamakan tetapan ionisasi asam, dilambangkan dengan Ka. Rumusnya
sebagai berikut.
Dalam larutan asam lemah,
semua Hukum-Hukum Kesetimbangan yang sudah Anda pelajari, berlaku di sini.
Nilai tetapan ionisasi asam tidak bergantung pada konsentrasi awal asam lemah
yang dilarutkan, tetapi bergantung pada suhu sistem. Jika nilai tetapan
ionisasi asam diketahui, konsentrasi ion H+ dan ion sisa asam lemah dapat
ditentukan. Perhatikan reaksi kesetimbangan asam lemah HA dengan konsentrasi
awal misalnya, [C] M. Oleh karena HA adalah asam monoprotik, [H+] = [A–]
sehingga
Pada rumus tersebut,
konsentrasi awal HA dianggap tidak berubah atau konsentrasi HA yang terionisasi
dapat diabaikan karena relatif sangat kecil dibandingkan dengan konsentrasi
awal HA.
Contoh Menghitung
[H+]Asam Lemah
Tentukan [H+]
yang terdapat dalam asam asetat 0,1 M. Diketahui Ka CH3COOH
= 1,8 × 10–5.
Jawab:
Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik. Persamaan ionisasinya:
CH3COOH(aq) ⇄ CH3COO–
(aq) + H+(aq)
[H+] = √CxKa =
√(0,1M)((1,8.10-5) = 1,34 x 10-3M
Jadi, konsentrasi ion H+
dalam larutan CH3COOH 0,1 M adalah 1,34 × 10–3 M
Basa lemah adalah basa
yang terionisasi sebagian. Sama seperti pada asam lemah, dalam larutan basa
lemah terjadi kesetimbangan di antara molekul basa lemah dan ion-ionnya.
Keadaan kesetimbangan suatu basa lemah, misalnya BOH dapat dinyatakan sebagai
berikut.
BOH ⇄ B+ +
OH–
Tetapan kesetimbangan
basa lemah atau tetapan ionisasi
basa dilambangkan dengan Kb. Besarnya tetapan ionisasinya sebagai berikut.
Untuk basa monovalen
berlaku hubungan seperti pada asam lemah. Rumusnya sebagai berikut
Contoh Menghitung
[OH–] dari Basa Lemah
Hitunglah [OH–]
yang terdapat dalam NH3 0,1 M. Diketahui Kb NH3
= 1,8 × 10–5.
Jawab:
Amonia adalah basa lemah
monovalen. Persamaan ionisasinya:
NH3(aq) + H2O(l) ⇄ NH4+(aq) + OH–(aq)
[OH–]= √CxKb
= √(0,1M)((1,8.10-5) = 1,34 × 10–3 M
Jadi, konsentrasi OH–
dalam larutan NH3 0,1 M adalah 1,34 × 10–3 M.
3. Hubungan
Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi
Bagaimana hubungan antara
tetapan ionisasi asam lemah (Ka)
dan derajat ionisasi (α)? Hubungan ini dapat dinyatakan dengan diagram
kesetimbangan berikut.
Jika konsentrasi HA
mula-mula C dan terionisasi sebanyak α, konsentrasi HA yang terionisasi
sebanyak aC. Adapun konsentrasi HA sisa sebanyak C(1–α). Oleh karena HA
merupakan asam monoprotik maka konsentrasi H+dan A– sama
dengan HA terionisasi, yakni αC. Dengan demikian, tetapan ionisasi asamnya
sebagai berikut.
Hubungan antara tetapan
ionisasi basa lemah monovalen (Kb)
dan derajat ionisasinya (α) sama seperti pada penjelasan asam lemah. Tetapan
ionisasi basanya sebagai berikut.
Contoh Menghitung
Ka dan a dari
Asam Lemah
Senyawa HF merupakan asam
lemah. Jika 0,1 mol HF dilarutkan dalam 1 liter larutan dan diketahui
konsentrasi H+ = 0,0084 M. Tentukan nilai Ka dan
α?
Jawab:
Untuk menentukan Ka HF,
berlaku hukum-hukum kesetimbangan kimia.
Tetapan ionisasi HF
adalah: Ka = [H+][F-][HF]-1 =
(0,0084)2(0,0916) = 7,7 x 10-4
Derajat ionisasi HF dapat dihitung dengan rumus:
Derajat ionisasi HF dapat dihitung dengan rumus:
7,7 x 10-4 =
(0,1)(α)2(1- α)-1 = α2 + 0,0077a – 0,0077 = 0
α = 8,4%
α = 8,4%
#Konsentrasi H+ dan OH– dalam larutan dinyatakan dengan pH
dan pOH, dengan rumus:
pH = –log [H+] dan pOH = –log [OH–]. #Hubungan pH dan pOH dinyatakan melalui tetapan ionisasi air, yaitu: pKw = pH + pOH = 14. #Asam dan basa kuat adalah asam basa yang terionisasi sempurna di dalam air: Konsentrasi H+ atau OH– dalam larutan asam-basa kuat sama dengan konsentrasi asam dan basa semula: [H+] = [HX] dan [OH–] = [MOH] #Asam dan basa lemah terionisasi sebagian di dalam air dan membentuk kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan ionisasinya sebagai berikut. Ka = [H+] . [A-] . [HA]-1 dan Kb = [B+] . [OH-] . [BOH]-1 #Konsentrasi H+ dan OH– dalam larutan asam dan basa lemah sesuai rumus berikut. [H+] = √Ka x C dan [OH-] = √Kb x C #Kekuatan ionisasi asam basa dinyatakan dengan derajat ionisasi (α), dirumuskan sebagai berikut. α = [(Jumlah zat yang terionisasi) (Jumlah zat mula-mula)-1] 100% #Hubungan derajat ionisasi dan tetapan ionisasi asam dan basa lemah dinyatakan dengan persamaan: Ka = (Cα2) (1 – α ) dan Kb = (Cα2) (1 – α ) |